HARMONI PENDIDIKAN (2012)

HARMONI PENDIDIKAN (2012)

harmoni pendidikan merupakan kegiatan yang dilaksanakan di bulan oktober tahun 2012 yang sebenarnya sudah sedikit di ulas di http://www.hpeqstudent.org/harmoni-pendidikan-ilmu-kesehatan/

Mengapa disebut Harmoni?

Karena workshop online ini memiliki konten beragam, antara lain:

1.Pengenalan advokasi oleh Pak Anies Baswedan
2.Sosialisasi Kajian IPE dan Partisipasi Mahasiswa oleh Prof. Dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc, Ph.D
3.Launching website, e-journal BIMKES (Berkala Ilmiah Mahasiswa Kesehatan), dan PTA (Paduan Teknis Advokasi) serta penandatanganannya oleh para sekjen/representatif Ormawa
4.Diskusi interaktif kajian IPE dan Partisipasi mahasiswa

yang ingin saya bahas disini adalah harmoni pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang digagas oleh tujuh mahasiswa kesehatan (kedokteran umum, kedokteran gigi, keperawatan, farmasi, kebidanan, gizi, dan kesehatan masyarakat), kegiatan ini dilaksanakan secara video conference sehingga dapat diikuti di 26 Pustekkom di Universitas Seluruh Indonesia. pada kegiatan ini selain mensosialisasikan kembali hasil pilot study nasional mahasiswa kesehatan tentang kajian mengenai interprofessional education mahasiswa kesehatan juga meluncurkan berkala elektronik mahasiswa kesehatan (BIMKES – berkala ilmiah mahasiswa kesehatan indonesia) yang bisa diunduh gratis oleh semua orang, pembentukan berkala elektronik ini sebagai jawaban mahasiswa kesehatan atas surat edaran dari dirjen dikti yang menyatakan masih rendahnya tingkat publikasi ilmiah di indonesia ( http://www.bimkes.org/ ) .Produk lainnya yang dikenalkan pada kesempatan ini adalah PTA (petunjuk teknis advokasi), merupakan sebuah terobosan yang di gagas mahasiswa kesehatan yang berisikan linformasi umum mengenai langkah-langkah advokasi di tingkat nasional, didalam pengembangannya diharapkan kedepan mahasiswa dapat mengimplementasikan PTA di banding mengambil langkah yang kurang tepat seperti tindakan anarkis yang sering dipandang sebelah mata oleh stakeholder pendidikan, pta dapat di download di ( http://www.hpeqstudent.org/category/publication/page/3/ ) .harapannya kegiatan ini bisa menginspirasi mahasiswa dari prodi lain untuk bisa menghasilkan produk-produk positif setelah duduk bersama saling mendengarkan kebutuhan satu sama lain dan saling menghargai satu sama lain. kegiatan ini menggambarkan keharmonisasi-an tujuh profesi dalam meningkatkan kualitas pendidikan kesehatan di indonesia, tentu saja upaya-upaya ini merupakan langkah kecil dibandingkan banyaknya permasalahan pendidikan kesehatan di indonesia.

SALAM EDUKASI
TOGETHER WE CAN

HIDUP EDUCATION FREAK!!!!

sensasi gigi pertama :p

sensasi gigi pertama :p

Tulisan ini bukan bermaksud menakuti para calon pasien yang akan dicabut giginya oleh koas. tulisan ini ditulis justru untuk meningkatkan kepercayaan diri koas fkg yang akan menghadapi pasien pertamanya.
Pertama kali saya mencabut gigi perasaannya tidak terbanyangkan kegugupannya. kegugupan itu tidak bisa kita tunjukkan di depan pasien, lagi pula segala asistensi dan ilmu sudah saya dapatkan, dan saat mencabut pertama juga mendapatkan pendampingan dari chief di koas bedah mulut (-ditempat saya), meskipun demikian kegugupan tersebut tetap saja muncul, yang namanya pertama kali pasti semua orang akan merasa gugup seperti saat pertama kali naik pesawat terbang, pertama kali berdiri diatas panggung pasti kita akan merasa gugup, namun profesi kedokteran gigi tidak memperbolehkan kegugupan itu ada. kepercayaan diri dengan diikuti persiapan yang cukup merupakan kunci dalam melaksanakan tindakan, sehingga apabila kegugupan itu datang kita harus ingat bahwa kita sudah diajarkan cara menghadapi segala komplikasi yang mungkin akan terjadi termasuk cara penatalaksanaanya. kemudian anamnesis yang lengkap juga kita perlukan untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien sehingga dapat mencegah beberapa komplikasi yang mungkin terjadi.
Alhamdulillah dengan segala ilmu yang saya pelajari saat preklinik dan klinik serta bimbingan dari teman-teman yang sudah lebih berpengalaman pengalaman mencabut saya berjalan lancar, anastesi blok mandibula berhasil dan molar RB gangren pulpa dapat tercabut tanpa komplikasi. pasien juga yang awalnya ketakutan karena akan dicabut giginya menjadi tidak khawatir lagi karena operator tetap tenang.

tetapi kasus sensasi gigi pertama ini tidak semuanya selancar ini ada juga yang pertama kali mencabut malah melaksanakan prosedur odontektomi untuk mengeluarkan sisa akar yang patah di dalam rahang terutama untuk pencabutan radiks premolar pertama RA, tentu bukan karena kesalahan operator tetapi bisa jadi karena keadaan bentuk dan posisi akar yang tidak bisa kita prediksi, sehingga sebagai operator kita harus siap dengan segala komplikasi yang mungkin terjadinya. kuncinya persiapan yang cukup, percaya diri, tetap tenang, selalu berdoa setiap kali mau melaksanakan tindakan dan jangan takabur.

Sukses untuk kita semua 🙂

salah satu fase pendewasaan diri

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

banyak sekali momentum dalam hidup kita yang berperan sebagai batu loncatan menuju dewasa. salah satu momen dalam hidup saya yang menurut saya membantu menjadi dewasa adalah saat KKN (kuliah kerja Nyata). begitu banyak cerita yang terjadi saat KKN dari saat pembentukan awal kelompok sampai dengan saat kami kembali ke jogja. sudah hampir 3 tahun yang lalu saat kami melaksanakan KKN, saat ini teman-teman KKN saya juga sudah sebagian besar memiliki jalan hidup yang sesuai dengan apa yang mereka rencanakan, ada yang mendaftar dosen, ada yang sedang s2 di manchester, ada yang sudah mendapatkan pekerjaan di perusahaan-perusahaan besar. tapi saya yakin sekali ingatan akan KKN di muntok 3 tahun silam masih tidak terlupakan. 2 bulan lebih bersama-sama hidup di daerah orang, berusaha meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar tentu bukan hal yang mudah. Suatu kehilangan besar bagi kami ketua kormanit kami Alm. Oktoriwanda telah meninggalkan kami lebih dahulu di tahun lalu, hal ini juga menjadi pelajaran bagi kami, semangat yang iya tunjukan hingga nafas terakhirnya tidak bisa kami lupakan, bagaimana tidak di tengah kanker yang di deritanya dia berjuang menyelesaikan tugas akhirnya yang akhirnya berhasil ia tuntaskan, namun sayang sekali tepat seminggu sebelum wisuda okto pergi meninggalkan kami, gelar sarjana teknik yang dulu iya janjikan kepada kedua orang tuanya tidak sempat dia rayakan bersama ribuan wisudawan lainnya. semangat okto menjadi pelajaran bagi kami bahwa rasa sakit bukanlah halangan untuk mewujudkan cita-cita.

“dear okto, sekarang kami akan terus berjuang untuk menggapai cita-cita, terima kasih atas pertemanan luar biasa yang sudah kita lewati, terima kasih telah menyatukan kami dalam satu keluarga, keluarga baru KKN unit 160. terima kasih Okto telah membantu kami menjadi lebih dewasa”

mereka bahagia!!

mereka bahagia!!

saat saya SD (di jakarta) saya terbiasa menggunakan seragam yang sama di dalam kelas, cenderung apabila ada yang berbeda alias saltum malah mendapat sangsi. Berbeda dengan yang saya temukan saat KKN di bangka barat, di SD tepi pantai itu anak-anak tidak ada hukuman apabila menggunakan seragam yang berbeda di kelas. perbedaan seragam itu tetapi tidak membedakan semangat mereka dalam mengenal pendidikan. Saat kami memperkenalkan teknologi “internet” mereka sangat antusias dengan berbinar setiap mendengar penjelasan, bahkan sampai rela duduk berjejal di depan agar bisa melihat lebih dekat. sayang sekali saat kami KKN kami terbatas tidak bisa membawa proyektor sehingga adik-adik kecil kami ini setiap kali mendapat materi selalu harus berdesak-desakan. pengalaman KKN ini sangat berharga bagi kami, membuka mata bahwa anak di daerah bukan tidak bisa, bukan tidak mampu tetapi hanya kurang fasilitas, aksesibilitas dan lingkungan yang kurang mendukung. satu hal yang pasti mereka bahagia bisa mengenal internet sejak dini, ini yang disebut “bahagia itu sederhana”.

Dok, saya mau cabut gigi, saya ga mau infeksi kayak gambar di depan…

Dok, saya mau cabut gigi, saya ga mau infeksi kayak gambar di depan...

bahagia itu sederhana, itu yang terlintas ketika pasien datang ke klinik dan menginginkan mencabut giginya yang tinggal akar. kesadaran itu muncul ketika melihat X-banner yang tim kami buat saat magang di puskesmas. mencabut gigi masih merupakan hal yang ditakuti oleh banyak masyarakat. budaya promotif dan preventif untuk gigi dan mulut masih sangat minim di indonesia, ayo kita mulai dari hal yang kecil… 🙂

LONG LIFE EDUCATION

IMG_20120705_112906

foto ini saya ambil saat saya melaksanakan bakti sosial nasional persatuan senat mahasiswa kedokteran gigi yang dilaksanakan oleh FKG unisula, semarang. foto ini di ambil di sebuah SD di desa banjar negara yang jauh dari kota, jalan menuju kesana pun belum di aspal.
kebetulan sekali selama beberapa tahun terakhir ini saya bergelut di bidang pendidikan dan profesi di PSMKGI sehingga kata-kata ini menyentuh saya. tugas kita sebagai manusia adalah belajar terus menerus sampai dengan akhir hayat kita. papan ini juga menyadarkan saya betapa pendidikan yang merupakan hak dasar setiap warga negara indonesia masih jauh dari kata “rata” baik fasilitas maupun aksesibilitas. contohnya kedokteran gigi saja saat ini sudah ada 28 institusi di indonesia namun belum ada 1 pun yang berdiri di indonesia bagian timur. sebagian besar institusi tersebut tersebar di pelosok daerah jawa maupun sumatra, hanya 1 di kalimantan, 2 di sulawesi dan 1 di pulau bali.
apabila kita menengok lagi kebawah ketingkat sekolah dasar meskipun hampir disemua daerah di indonesia ada tapi belum tentu sudah “merata” fasilitasnya baik sdm maupun fasilitas penunjang lainnya. seperti yang diceritakan salah satu teman baik saya yang menjalankan tugas pengabdian di sigi, palu di daerah sigi hanya ada 3 kelas SD kalau si murid sudah sampai kelas 4-6 harus menyebrang danau yang luasnya seperti laut.
Banyak sekali persoalan pendidikan di Indonesia, sebagai salah satu calon penerus bangsa dalam mewujudkan salah satu janji kemerdekaan apa yang bisa kita lakukan? apakah menunggu pemerintah kita berubah pikiran untuk mewujudkan mimpi itu?, tentu tidak pendidikan akan berhasil apabila di dukung pula oleh masyarakat jangan hanya menunggu pemerintah, sebagai salah satu stakeholder peran kita dalam mengawasi, mengevaluasi dan mendukung pelaksanaan pendidikan di negara kita tercinta ini. salah satu program yang menginspirasi saya adalah indonesia mengajar yang di gagas bapak anies baswedan yang membuka mata para pemuda bahwa ini adalah tanggung jawab kita bersama. adalagi gerakan untuk membantu pendidikan bagi para anak yang membutuhkan seperti coin a chance, atau seperti mahasiswa UI yang mendirikan sekolah untyuk mengajar anak jalanan dan masih banyak lagi gerakan yang yang dilakukan. Mari kita berkontribusi untuk mewujudkan janji kemerdekaan kita dengan berbagai macam cara dan terus belajar seumur hidup kita agar indonesia memiliki penduduk yang lebih cerdas.

sekarang mahasiswa kedokteran gigi indonesia sudah memulai langkahnya untuk ikut berpartisipasi aktif dalam meningkatkan aksesibilitas pendidikan dimulai dari hal yang paling kecil
IMG_20120503_170606

Time to grow up…

toothffairy

Hampir 2 tahun tidak pernah mem-posting apapun di blog ini, karena 2 tahun belakangan saya sibuk menjalankan kehidupan saya sebagai mahasiswa klinik dan alhamdulillah sekarang gelar drg sudah ada di depan nama saya. awalnya saya membuat blog ini bertujuan untuk membantu teman2 seprofesi dalam mengerjakan tugas kuliahnya, tapi sesuai dengan judul tulisan kali ini saya akan merubah konsep blog saya ini selain mengupdate ilmu juga sebagai tempat saya menceritakan pengalaman baik di bidang kedokteran gigi maupun hobi.
hobi saya memang sangat umum, hobi saya “STD” alias standar yaitu jalan-jalan dan kuliner. Hobi yang standar itu akan saya coba tuliskan ulang di blog ini karena beberapa kali saya liburan keberbagai termpat sangat terbantu dengan tulisan blogger lainnya.
meskipun kecil tetap saja bermanfaat…

with love
drg. mawar putri julica

prosedur ortodonsi preventif untuk mempromosikan perkembangan oklusi normal dan maloklusi membantu mencegah dari kelainan.sedangkan prosedur ortodontik Interceptive untuk mengembalikan oklusi normal setelah maloklusi dimulai. faktor genetik dan lingkungan dapat berkontribusi bagi perkembangan maloklusi. Maloklusi tidak mengancam kehidupan, tapi menjadi bagian dari pentingnya kesehatan masyarakat karena sebagian bisa dicegah atau interseptif. Perawatan orthodonsi preventif dan interceptif oleh dokter gigi umum dapat berpotensi menghilangkan kelainan, atau mengurangi biaya, dan perawatan ortodonsi di masa depan. Pendidikan kesehatan mulut untuk pasien, fluor, Sealants, perawatan restoratif dasar dan melakukan screening dapat digunakan untuk meningkatkan pendekatan ortodonsi preventif. Juga, ortodonsi interceptive dapat dicapai dengan peralatan removable relatif murah, seperti perangkat ekspansi, penghilang kebiasan buruk, space maintener dan peralatan koreksi crossbite. (karaiskos dkk., 2005)
prosedur preventif orthodontic dapat di lakukan sejak masa kehamilan. Dalam fase ini yang dilakukan adalah mengedukasi orang tua anak agar memperhatikan kesehatan mulut anak, memberi tambahan flour, untuk mengurangi adanya premature loss dari gigi decidui karena adanya karies. (Ngan dan Field, 1995)
Ortodontik preventif bertanggung jawab untuk mengawasi dan membimbing pengembangan pengunyah yang efisien, seimbang dari sudut pandang morfologi, estetika dan fungsional, tidak termasuk masalah yang terkait dengan prosedur ortodontik korektif. (maruo dkk., 2009)
DAFTAR PUSTAKA
Karaiskos,N ., Wiltshire, W.A., Odlum, O., Brothwell, D., Hassard,Th. Preventive And Interceptive Orthodontic Treatment Needs Of An Inner-City Groupof 6- And 9-Year-Old Canadian Children .JCDA 2005, Vol. 71, No. 9
Ngan, P dan Field, H. orthodontic diagnosis and treatment planning in the primary dentition. Journal of dentistry for children 1995: 14: 25-31.
Maruo, IT, Colucci,MDG, Vieira, S. Tanaka,O. Study of the legality of orthodontic practice
by General Practice Dentists. R Dental Press Ortodon Ortop Facial 2009; 14: 42.e1-42.e10,

Manajemen maloklusi kelas II dentoalveolar dengan relasi skeletal normal (singh,2006)

Manajemen maloklusi kelas II dentoalveolar dengan relasi skeletal normal
Manajemen dilakukan berdasarkan faktor etiologi:
1. Hindari ekstraksi dini dan jika diperlukan ruang yang ada dijaga untuk mencegah pergeseran gigi molar ke mesial (terutama pada rahang atas)
2. Pada kasus dimana gigi hilang sejak dini atau kasus pencabutan dimana gigi molar telah bergeser ke mesial, dapat diatasi menggunakan alat space regainer seperti spring, screw atau peralatan ekstra oral untuk mengatasi distalisasi bagian atas dari segmen bukal.
3. Pada kasus dimana terdapat proklinasi bagian anterior atas dan bawah dengan spacing dan deepbite, harus diperhatikan persistensi dari kebiasaan abnormal seperti menghisap jari, menggigit pipi, dsb juga perlu dihilangkan sebelum melakukan retraksi.
Manajemen maloklusi kelas II pada dewasa
Semenjak pertumbuhan pasien telah berhenti, maka perawatan dari malrelasi skeletal tidak dapat digunakan, koreksi skeletal menjadi diluar aturan. Sehingga mengkompensasi dentoalveolar pada kelainan skeletal melalui material gigi merupakan perawatan yang dapat digunakan.
Koreksi dentoalveolar dapat menggunakan bermacam-macam terapi peralatan multibanded. Pemilihan teknik dapat disesuaikan dengan keinginan operator. Dalam mereduksi material gigi, diperlukan pemilihan perencanaan perawatan yang tepat dengan bantuan analisis sefalometrik dan analisis model sebelum menentukan ekstraksi. Secara umum gigi premolar pertama maksila dapat diekstraksi sehingga dapat meretraksi bagian anterior ke ruang yang tersedia. Kasus dapat terselesaikan dengan molar pada kasus relasi kelas II penuh. Kamuflase yang dilakukan pada maloklusi skeletal dapat berhasil pada banyak kasus dengan mereduksi material gigi pada lengkung maksila. Perawatan ini dapat memperoleh hasil yang dapat diterima namun pada dasarnya kurang ideal untuk dilakuakan.